Thursday, July 19, 2012
Sejarah Situ Lengkong Panjalu
Konon, di kawasan Situ Lengkong itulah dahulunya menjadi pusat
pemerintahan Kerajaan Panjalu Ciamis. Dengan adanya penermuan-penemuan sejarah
itu, maka Panjalu berkembang sebagai kota daerah wisata, baik wisata alam,
wisata budaya maupun sebagai wisata ziarah. Pentingnya daerah Panjalu sebagai
cikal bakal kerajaan Sunda Kawali, maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat, pada
tanggal 17 Maret tahun 2004 mengukuhkan panjalu sebagai desa wisata .Situ Lengkong
terletak sekitar 35 km sebelah utara kota Kabupaten Ciamis atau 15 km sebelah
barat Kota Kawali, berbatasan di sebelah utara dengan wilayah talaga Kabupaten
Majalengka dan Kabupaten Kuningan, suatu lingkup wilayah komunitas yang dulu
dikenal sebagai pusat kerajaan Panjalu.
Temuan-temuan
data kepurbakalaan, nilai- nilai sosial kultural serta jejak kesejahteraan
lainnya yang kini masih terlestarikan, memberikan petunjuk tentang masa lalu
kota itu. Sebagai kota kerajaan kuno yang dikenal sebagai kerajaan Soko Galuh
Panjalu. Ibu kota Kerajaan itu dibangun pada areal suatu danau (situ) seluas 70
Ha, yang kini disebut Situ Lengkong, terletak disepanjang tepi utara kota
Panjalu, sekarang terdapat tiga buah Nusa (pulau kecil). Pada situ tersebut
yang masing- masing digunakan sebagai tempat bangunan Istana Kerajaan,
Kepatihan dan staf kerajaan dan sebagai taman rekreasi. Pendiri ibu kota
kerajaan adalah tokoh karismatik leluhur Panjalu bernama Borosngora Raja
Panjalu islam pertama.Wisatawan yang datang ke Panjalu pada umumnya adalah para
penziarah mengunjungi Tokoh Raja Panjalu, teristimewa pemakaman Prabu Harian
Kancana di Nusa Situ Lengkong (Situ Istana Kerajaan) serta danau itu sendiri
yang bernuansa religius, disamping itu juga mengunjungi Musium Bumi Alit.
Dimana disimpan benda- benda peninggalan bersejarah seperti Menhir, Batu
Pengsucian, Batu Penobatan, naskah- naskah dan benda- benda pekakas peninggalan
milik Raja-raja dan Bupati Panjalu masa lalu, terutama perkakas yang disebut
benda pusaka Panjalu yang berupa Pedang, Cis dan Genta (lonceng kecil)
peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment